Keluargaku

Ayah, 

Masih ku ingat masa kecilku dulu yang tak jera bermanja kepadamu,

menyusahkanmu dengan rengekan dan keinginan.

Sungguh dahulu tak pernah terpikirkan olehku besarnya jerih payahmu,

mencari nafkah demi penuhi kesenangan masa kecilku.

Ibu..

Masih ku ingat saat itu, 

kau dekap aku dalam pangkuanmu di atas sajadahmu, 

kau usap keningku seraya kau panjatkan doa dan memintaku mengamininya, 

dan aku hanya terdiam, tak ingin mengerti. 

Namun kau tetap berdoa tanpa henti.

Ayah, Ibu..

Terima kasih atas segala keindahan hidupku yang kalian berikan dengan pengorbanan yang tak pernah mungkin ku gantikan. Maafkan anakmu yang sampai kini tak mampu memberikan hal yang terbaik yang bisa kalian banggakan. Semoga Tuhan masih memberiku kesempatan untuk menggantikan basahnya peluhmu dulu dengan curahan kesejahteraan. Semoga Tuhan menuntunku tuk mampu mewujudkan doa penuh air matamu dengan untaian kebahagiaan.

Dik..
Tentunya kau adalah cerminan dari diriku. Kesempatan kedua bagi orang tua kita untuk menggapai harapan hidupnya. Jadilah dirimu yang berjiwa bijak. Mampu mengindahkan hari-harimu kini dengan tugasmu. Mampu menenangkan dan menyenangkan hati kedua orangtua kita kini dan nanti. Semoga Tuhan memberikan takdir yang lebih dariku. Semoga Tuhan pun memberikan kepercayaan padaku untuk mengemban amanat membangun hidupmu.
Tak ada harta yang lebih berharga bagiku, selain kalian..
Maafkan aku yang tak cukup memiliki waktu bersama kalian. Semoga doa dan harapan kalian masih tetap menaungi langkahku.